BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kita
sering mendengar istilah paragraf atau paragraf. Istilah tersebut sering
digunakan, baik dalam percakapan maupun dalam kegiatan-kegiatan pertemuan dalam
rapat, diskusi, atau seminar. Mereka yang sering menulis, baik surat, kertas
kerja, pelaporan, atau skripsi pasti menggunakan paragraf dalam tulisannya.
Apabila ditanyakan definisi dari paragraf maka akan bervariasi jawabannya.
Paragraf merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kita pelajari,
karena sangat berpengaruh dalam pembentukan sebuah tulisan yang menarik dan
berkualitas.
Bila
kita membuat paragraf,kita menuliskan sekelompok ide yang terdiri atas ide
pokok dan ide bawahan yang merupakan penjelasan tentang ide pokok. Di samping
ide pokok ini, terdapat ide pokok lainnya yang masih berkaitan dengan ide pokok
pertama. Kedua ide pokok ini merupakan bagian kelompok ide yang lebih besar.
Oleh sebab itu,ide pokok yang kedua ini diungkapkan dalam paragraf berikutnya
yang disertai pula dengan ide pokok bawahan yang berupa penjelasan terhadap ide
pokok kedua tadi. Demikianlah seterusnya sehingga kita dapat membuat sebuah
karangan yang terdiri atas beberapa paragraf yang mengandung kelompok-kelompok
ide yang saling berkaitan.
Dan
selama ini dalam membuat suatu paragraf sudah dilaksanakan dengan cukup baik.
Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus
dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai
kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui
penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar
kalimat. Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragraf dengan baik
dan benar sesuai dengan kaedah-kaedahnya.
Pada waktu-waktu terakhir ini makin dirasakan betapa pentingnya
fungsi dari bahasa seperti alat komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini
adalah bahwa, selain ahli-ahli bahasa, semua ahli yang bergerak dalam bidang
pengetahuan yang lain semakin memperdalam dirinya dalam bidang teori dan praktek
bahasa. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam
masyrakat akan lumpuh tanpa bahasa. Bahasa adalah
system lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang
bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi
untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, wacana didefinisikan sebagai: 1) ucapan, perkataan, tutur;
2) keseluruhan tutur yang merupakan satu kesatuan; 3) satuan bahasa terlengkap,
realisasinya tampak pada bentuk karangan utuh seperti novel buku, atau artikel,
atau pada pidato, khitbah, dan sebagainya. Sementara itu, wacana sama dengan
paragraf. Paragraf itu tersusun atas kalimat-kalimat yang menyatu dan dalam
paragraf memiliki pokok pikiran atau gagasan. Berdasarkan uraian tersebut pada
makalah ini dibahas tentang paragraf
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan paragraf
atau paragraf?
2. Apa syarat-syarat sebuah paragraf?
3. Apa macam-macam paragraf?
4. Apa saja bagian penting dari sebuah
paragraf?
5. Apakah fungsi paragraf?
6. Apa saja unsur-unsur yang terkandung
dalam paragraf?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian paragraf.
2. Untuk mengetahui syarat sebuah
paragraf.
3. Untuk mengetahui macam-macam paragraf.
4. Untuk mengetahui bagian-bagian
penting dalam sebuah paragraf.
5. Untuk mengetahui fungsi paragraf.
6. Untuk mengetahui unsur-unsur yang
terkandung dalam paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf atau paragraf adalah suatu
bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat
dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan
tunggal paragraf.
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan
dan biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis
baru (Depdiknas, 2002).
Menurut
definisi Barnett (1974) paragraf adalah seperangkat kalimat berkaitan erat satu
sama lainnya. Kalimat-kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga
makna yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan dan diperjelas.
Syafi’ie
(1988:145) menguraikan pengertian paragraf adalah sebagai karangan utuh dalam
bentuk miniatur karena ciri-ciri utama suatu karangan dipunyai oleh suatu
paragraf. Suatu karangan mempunyai perihal pokok yang dikemukakan sebagai isi
pokok komunikasi. Demikian pula paragraf juga mempunyai pikiran pokok yang
merupakan isi pokok paragraf. Suatu karangan dibangun dengan menggunakan
sejumlah unsur, yaitu kata, kalimat, dan paragraf. Ujud sebuah paragraf adalah
berupa rangkaian kalimat-kalimat yang terdiri dari dua kalimat atau lebih.
Dapat pula sebuah paragraf hanya terdiri dari satu kalimat saja yang
keseluruhan isi kalimat dalam paragraf merupakan satu kesatuan yang dibangun di
atas satu ide atau pikiran pokok.
Sedangkan
menurut Tarigan (1996) paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun secara
logis dan sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran atau
mengandung satu ide pokok yang tersirat dalam karangan.
Sejalan dengan cara memandang paragraf di atas, berbagai
batasan paragraf diberikan oleh para pakar.
Menurut
Oshima dan Hogue (1983:1), paragraf adalah satuan dasar tulisan atau karangan
yang di dalamnya sekelompok kalimat yang saling berhubungan mengembangkan satu
gagasan utama. Keraf (1997:70),
membagi paragraf menjadi paragraf deduksi, paragraf induksi, paragraf campuran.
B. SYARAT-SYARAT
PARAGRAF
1. Kesatuan
Tiap
paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia
adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam
pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan
dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika
kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu
relevan dengan topik.
2. Koherensi
Syarat
kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan,
yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan
antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia
yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur
pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan
menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan.
Gagasan
dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu
fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca
dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk
menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang
sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam
bermacam-macam hubungan.
3.
Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi
kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf
yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap.
Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan
adalah paragraf yang tidak lengkap.
4.
Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak
sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca
yang menjadi sasaran.
Memperhitungkan,
4 hal :
a.
Penyusunan kalimat topik,
b.
Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,
c.
Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat,
dan
d.
Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan
alat-alat lain di dalam paragraf.
5.
Pola Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus
disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh pernyataan
yang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu pembaca
diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan gagasan yang
bulat.
C.
MACAM-MACAM
PARAGRAF
1.
Eksposisi
Berisi uraian atau
penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2.
Argumentasi
Bertujuan
membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep
sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian
anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan
demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton
(1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan
untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya
anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak
sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang
kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter,
kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga
semakin terlihat di mana-mana.
3.
Deskripsi
Berisi gambaran
mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis
itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang
mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik.
Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut
dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah
kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia
sungguh tampak sempurna.
4.
Persuasi
Karangan ini
bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam
diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia
sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di
antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan.
Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap
tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat
dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5.
Narasi
Karangan ini berisi
rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita.
Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam
istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal
dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan,
mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan
diruang perpustakaan hanya ada dia.
Macam-macam
Paragraf Berdasarkan Tujuannya
a.
Paragraf
Pembuka
Paragraf pembuka
biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran
pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh:
Pemilu
baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur
karena pemilu berjalan lancar seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian
yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka
mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.
b.
Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak
disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada
paragraf pembuka.
Ada beberapa pola penyusunan
kalimat-kalimat yang menjadi sebuah paragraf isi yang dapat dijadikan pedoman, yaitu :
1)
Pola Urutan Waktu
Dalam
pola urutan waktu, penulis mengungkapkan gagasan-gagasannya secara kronologis.
Contoh :
a)
Secara Eksplisit
Maharani
Puspita Sari tidak hnaya berfikir. Ia lantas mendiskusikan dengan guru atau
teman-temannya. Selanjutnya, ia pun mengadakan penelitian masalah kondisi tanah
di sekitar jalan tol. Akhirnya, remaja putri itu tercatat sebagai peseta lomba
Karya Ilmu Pengetahuan Remaja 1982. dan siswa kelas II IPA SMA Regina Pacis
(Bogor) itu tercatat sebagai pemanang harapan.
b)
Secara Implisit
Ketukan tangan kecil di
daun pintu sebuah rumah di pulau Mandangin, di malam buta pertengahan Februari
yang lalu membangunkan penghuninya. Seorang bocah berseru dari luar memberi
tahu, saat berangkat sudah tiba. Yang dipanggil bangkit dari tidurnya,
berkemas, dan turun ke pantai. Si bocah yang di pulau itu disebut kacong,
berlalu kerumah lain untuk membangunkan yang lain pula, dan beberapa waktu
kemudian sebuah perahu dengan 18 awak meluncur ke tengah laut. Nelayan pulau
Mandangin turun mencari ikan. Besuk siang mungkin merekakembali ke darat dengan
tangkapan yang lumayan, tetapi boleh jadi pula ia pulang dengan hasil yang
nihil. Malam itu adalah melam mencari nafkah. Hari itu janji batas hutang yang
ditumpuk sampai ratusan ribu rupiah untuk setiap orang tengah ditunaikan.
2)
Pola Runtutan Tingkat
Dalam
pola urutan tingkat, penulis mengungkapkan gagasan mulai dari tingkat terendah
sampai dengan yang tertinggi, dari kecil sampai dengan yang besar, dan
sebagainya.
Contoh :
Meskipun tingkat pembangunan suatu desa berbeda dari satu desa ke desa
lainnya, dari satu negara ke negara lainnya, akan tetapi ada suatu persamaan umum yang dapat diterima. Pertama,
pembangunan diharapkan dapat memenuhi harapan semua penduduk. kedua, pembangunan diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan akan pendidikan, dan pendapatan penduduk desa. Ketiga, dengan
pembangunan desa diharapkan pendapatan penduduk dapat menjadi kekuatan
penggerak utama di dalam berbagai bentuk yang positif, ke empat, pembangunan desa diharapkan pula dapat menjamin keselamatan atau
jaminan dimasa mendatang. Kelima, pembangunan desa diharapkan membuka kesempatn
memajukan karir masing-masing warga desa.
3)
Pola Urutan Apresiatif
Pada pola urutan apresiatif. Penulis
mengungkapkan gagasannya berdasarkan, baik buruk, untung rugi, salah benar,
berguna tidak berguna dan sebagainya.
Contoh :
Pernyataan
bahwa business adalah unsur dari peternakan sering ditentang oleh banyak orang.
Mereka bependapat bahwa dalam pertanian yang subsistence ataupun yang
primitif beternak bukanlah suatu business tetapi, suatu cara hidup, suatu way
of life. Pandangan ini bukan sering dikemukakan dengan tandas oleh banyak
pejabat yang bertanggung jawab atasa produksi pertanian. Mungkin benar bahwa
fungsi farming is way of life, sebab produksi dicampur aduk dengan
konsumsi.,sebab usaha pertaniannya dipaterikan dengan kepuasan hidup dalam
masyarakat taninya.
Tetapi
haruslah disadari pula pula selama tersangkut soal produksi, dan itulah
business. Untuk menerangkan hal ini baiklah diteliti keadaan petani-peternak
yang telah maju yang telah mengubah cara ‘primitif’ dengan cara ‘modern’.
Petani-peternak terlibat dan makin lama makin terlibat dalam usaha jual dan
beli. Menjual hasilnya yang berlebihan dan membeli alat-alat, serta bahan-
bahan yang diperlukan untuk produksi. Bahkan dalam keadaan subsistence, petani
yang maju tadi berpikir seperti pengusaha, sebagai businessmen, dan selalu bertindak secara itu.
4)
Pola Urutan Tempat
Dalam pola urutan tempat, penulis
mengungkapkan gagasannya mulai dari suatu tempat ketempat lainnya, misalnya
dari atas ke bawah, dari dalam ke luar, dari kiri ke kanan, dan sebagainya.
Urutan demikian dapat dikombinasikan dengan urutan berdasarkan tingkat
pentingnya suatu tempat, dari tempat yang terpenting ke tempat yang penting
sampai tempat yang kurang penting.
Contoh :
Sebelum
perahu bertolak ketengah laut, Suhardi disibukkan oleh tugas membenahi semua
perlengkapan. Kalau tempat yang dituju sudah dicapai, dan jaring telah
ditebarkan, anak laki-laki sembilan tahun ini meloncat ke air bersama sepotong
bambu sepanjang tiga meter sebagai pelampung. Dia harus mencebur ke air waktu
malam hari sekali pun. Tugasnya saat ini adalah membetulkan payang (jaring),
atau menjaganya jangan tersangkut didalam air. Untuk itu, dia mengapung di laut
selama satu setengah atau dua jam. Dan kembali ke perahu berbarengan dengan
naiknya jaring.
5)
Pola Urutan
Klimaks
Pola urutan klimaks ini hampir
sama dengan pola urutan tingkat. Hanya saja, dalam pola urutan klimaks ini
terkandung adanya intensitas yang semakin menaik, sedangkan dalam pola urutan
tingkat tidak begitu ditonjolkan jadi, dalam pola urutan klimaks, penulis
mengungkapkan gagasannya dengan urutan yang setiap kali semakin meningkat
intensitasnya, dan berakhir pada gagasan yang paling intens.
Contoh :
Dalam film terlihat seekor kera yang semula lincah akhirnya lumpuh, dan
buta setelah dicekoki obat mencret Entro Vioform, 6 butir setiap hari selama 2
minggu. Hadirin menarik nafas. Tetapi suasana menekan perasaan justru tambah
menjadi-jadi setelah film berakhir, dan lampu dinyalakan diruang Press Club.
6)
Pola Urutan
Antiklimaks
Pola
urutan antiklimaks ini merupakan kebalikan dari pola urutan klimaks. Jadi, pola
urutan antiklimaks ini berangkat dari suatu yang paling intens menuju ke yang
intens sampai ke yang kurang intens. Dalam cerita rekaan (novel, cerpen,
drama), klimaks dan antiklimaks, dan setelah sampai pada puncaknya menuju ke
antiklimaksnya yang berupa penyelesaian.
7)
Pola Urutan
Khusus Umum
Dalam pola
urutan khusus ke umum ini, penulis mula-mula mengungkapkankan gagasan-gagasan
suatu hal yang khusus, kemudian diungkapkan keumuman atau rampatan
generalisasinya.
Contoh :
Manusia
adalah makhluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda juga sedikit
empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang serupa
itu. Jadi, semua makhluk yang sedikit empedunya berumur panjang.
8)
Pola Urutan
Sebab-Akibat
Dalam pola
urutan ini, penulis mengungkapkan gagasannya bertolak dari suatu akibat atau
efek terdekat dari pernyataan itu.
Contoh :
Kalau kemarau
tengah berlangsung, sinar matahari terasa menyengat di Pulau Kambing. Selama
empat bulan semua tumbuh-tumbuhan di pulau itu merangas. Angin meniup
daun-daunnya yang kering hingga rontok ke bumi. Dari kejauhan yang kelihatan
hanya rumah penduduk. Pada saat itu, orang berpunya yang mampu membuat bak
mandi dari semen mungkin masih menyimpan persediaan air hujan. Beberapa
penduduk datang ke sana sebagai pembeli. Lima ratus empat puluh tiga sumur yang
ada disana mengeluarkan air yang asinnya persis seperti air laut. Air itu tak
dapat diminum, ataupun digunakan untuk menanak nasi.
9)
Pola Urutan
Tanya-Jawab
Dalam pola
urutan tanya- jawab ini, penulis mula-mula mengemukakan gagasannya dalam bentuk
pertanyaan, kemudian diikuti dengan jawaban pertanyaan itu.
Contoh :
Apa
saja yang penting untuk diperhatikan oleh seorang pemimpin diskusi agar
diskusinya dapat mencapai sasaran? Sesorang pemimpin diskusi hendaknya tidak
mendominasi jalannya diskusi. Dia bertanggung jawab mengatur agar diskusi berjalan
lancar menurut arah yang dikenhendakai pokok persoalan bersama, dan harus
menstimulir anggota diskusi untuk berpartisipasi, serta menjuruskan kearah
pemikiran. Dia pun harus mencegahadanya monopoli pembicaraan oleh seorang
peserta saja, dan kalau ada salah paham atau perbedaan pendapat harus
mengusahakan penyelesaiannya. Pada akhir diskusi, pemimpin diskusi harus
membuat ringkasan, kesimpulan atau hasil diskusi.
c. Paragraf Penutup
Paragraf
penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali
(untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh paragraf/paragraf penutup yang berupa kesimpulan :
Media cetak tergolong tertua kehadirannya di Indonesia
dibandingkan dengan jenis media lainya (radio, film, dan tv), seorang
pembaca surat biasanya adalah pendengar radio,dan penonton tv. Dengan demikian,
media cetak mempunyai peranan yang yang khas dalam penyampaian informasi.
Bukan saja untuk menghidupkan tradisi menulis, dan minat baca masyarakat,
tetapi ia metupakan bagian terpenting dalam penciptaan suasana kemasyarakatan
yang dinamis, dan harmonis dari keseluruhan sistem media komunikasi modern,
baik diaderah pedesaan, dan terlebih-lebih lagi di daerah perkotaan.
Contoh paragraf penutup yang berupa ringkasan :
Beberapa hal yang dapat diringkaskan dari pengamatan di atas.
Pertama, terdapat gejala rendahnya mutu murid SD di seluruh Indonesia,yaitu
murid SD tidak hanya mampu mencapai 50 % standar pengetahuan yang diharapkan
dapat dicapai oleh mereka. Kedua, daerah-daerah dengan mutu murid SD yang lebih
tinggi daripada rata-rata nasional terletak di Indonesia bagian barat. Ketiga,
ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang paling parah diderita oleh semua murid
SD, sedang matematika mrupakan ilmu pengetahuan yang paling kaut mereka miliki.
Keempat, rendahnya mutu murid SD terjadi dalam jumlah murid yang naik dengan
deras.
Contoh paragraf penutup yang berupa penekanan kembali hal-hal yang penting :
Harus diakui bahwa ketegasan di dalam menghadapi dan memecahkan secara
tepat persoalan yang menyangkut Pancasila itu merupakan faktor penting yang
memungkinkan terwujudnya stabilitas dan pembangunan nasional. Kejadian sejarah
yang penuh ujian bagi Pancasila kiranya akan membawa bangsa ini kedalam tataran
yang lebih dalam, dan lebih penting yaitu pengalaman, dan penghayatan Pancasila
secara lebih mantap lagi. Sesudah stabilitas nasional dapat diwujudkan, dan di
dalam dasar itu eksistensi bangsa dan negara ini mempunyai landasan yang sangat
kuat, yaitu Pancasila maksud dalam sikap dan hati nurani manusia-manusia
Indonesia.
Contoh paragraf penutup yang berupa saran :
Demikianlah
peta bumi KMD. Jangkauan KMD sangat luas, meluputi sebagian besar rakya
Indonesia. Pemerintah dalam hal ini hanya sekedar memberi dorongan pada pertumbuhan
dan perkambangan pers nasional, khususnya yang terbit di daerah-daerah.
Selanjutnya para penerbit pers itu sendirilah yang harus bekerja keras:
menyusuri pantai,dan sungai-sungai, memasuki hutan-hutan, ngarai, dan
daerah-daerah pegunungan untukmmencapai masyarakat pedesaan yang menjadi
sasaran KMD.
Contoh paragraf penutup yang berupa harapan :
Mudah-mudahan pedoman ini bermanfaat bagi usaha peningkatan sutau
laporan hasil penelitian, dan peningkatan koefisienan, serta keefektifan
pengelolaan penelitian bahasa, dan sastra. Dan untuk lebih dapat mewujudkan
harapan ini, segera kritik, dan saran para pemakai buku ini akan dimanfaatkan.
Macam-macam
paragraf berdasarkan letak kalimat utama
a.
Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat
utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan
uraian atau penjelasan khusus.
Contoh :
Kemauannya
sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu
harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari
ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
b.
Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat
utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat
khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh :
Semua orang
menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa,
sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi
tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif
dan efisien.
c.
Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat
utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir
merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh :
Dalam
kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan
apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia
tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
Macam-macam
paragraf berdasarkan isi
a.
Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang
tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan
paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam
cerita.
Contoh :
Dari balik
tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti
perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang
kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung.
Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh
semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona.
b.
Paragraf
proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya
kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang
memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks
dan antiklimaks.
c.
Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri
paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari
satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi
antar kalimat.
D.
BAGIAN PENTING PARAGRAF
Disetiap
paragraf/paragraf pasti ada kalimat yang saling berhubungan dengan kalimat
lainnya. Maka pada saat melakukan penulisan, kita harus memiliki dua buah
kalimat penting yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.
1.
Kalimat
Pokok
Biasanya diletakkan
pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir
paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari
sebuah paragraf.
2.
Kalimat
Penjelas
Kalimat
penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian
dari kalimat pokok suatu paragraf.
E. FUNGSI PARAGRAF
Berikut ini
merupakan fungsi paragraf:
1.
Mengekspresikan
gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam
serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan.
2.
Menandai
peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa
paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran
3.
Memudahkan
pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi
pembacanya.
4.
Memudahkan
pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
5. Memudahkan pengendalian variabel
terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.
F.
UNSUR-UNSUR PARAGRAF
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur
pembangun paragraf agar paragraf atau paragraf dapat berfungsi dengan
sebagaimana mestinya
1. Topik atau tema atau gagasan utama
atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam
pembuatan suatu paragraf atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu
paragraf atau paragraf dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut
tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Kalimat utama atau pikiran utama,
merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama
merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu
bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf.
BAB III
KESIMPULAN
Paragraf tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu
kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Paragraf bertujuan
untuk memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari
tema yang lain serta memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan
formal.
Paragraf memiliki tiga macam yaitu, paragraf pembuka,
paragraf penghubung dan paragraf penutup. Syarat pembentukan paragraf adalah
kesatuan, koherensi dan perkembangan paragraf. Berdasarkan penempatan ide pokok
pada paragraph, paragraf dibagi menjadi 4 jenis yaitu paragraf deduktif,
paragraf induktif,paragraf campuran,paragraf deskriptif.dan berdasarkan cara
mengembangkan ide dan alat bantu yang digunakan untuk menjaga kesinambungan
pengungkapan ide atu keruntunan ide dapat dibagi dalam sepuluh bagian,
diantaranya paragraf definisi,paragraf contoh, paragraf perbandingan,paragraf
analogi,paragraf klimaks atu induktif,paragraf anti klimaks atu
deduktif,paragraf campuran paragraf sebab-akibat ,paragraf proses,paragraf
deskriptif.
Untuk menyusun paragraf secara logis-sistematis diperlukan
alat bantu berupa unsur-unsur penyusun paragraf, seperti transisi (transition),
kalimat topik (topic sentence) ,kalimat pengembang (development sentence),dan
kalimat penegas (punch-line) keempat unsur penyusun paragraf tersebut,
terkadang muncul secara bersamaan,terkadang pula hanya sebagian yang muncul
dalam sebuah paragraf.
DAFTAR PUSTAKA
Budiharso, Teguh. 2009. Panduan
Lengkap Penulisan Karya Ilmiah. Angkasa.
Depdiknas.
2002. Kamus Besar Bahsa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta :
Depdiknasa.
Herman
J. Waluyo. 2001. Teori Drama dan Pengajaran. Yogyakarta :
Hanindita.
Indriaty, Etty. 2008. Menulis
Karya Ilmiah . Gramedia Pustaka Utama.
Muda, Ahmad A.K. 2008. Kamus
Saku Bahasa Indonesia Idx Ed.terbaru. Tititk Terang.
Wahyu R.N, Tri. 2006. Bahasa
Indonesia. Jakarta. Universitas Gunadarma
Waluyo,
Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta : PT Erlangga
Wiyanto, Asul. 2006. Terampil
Menulis Paragraf. Grasindo.
Wiyanto,
Asul. 2001. Diskusi. Jakarta : PT Grasindo.
Wiyanto,
Asul. 2001. Terampil Pidato. Jakarta : PT Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar