Minggu, 08 Desember 2013

MAKALAH SAP-1



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
SAP merupakan software yang banyak dipakai di perusahaan besar untuk mendukung integrasi proses bisnis. SAP (System Application and Product in data processing ) adalah suatu software yang dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya secara lebih efisien dan efektif.SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya.

B.  Rumusan Masalah
1.    Gambar arsitektur SAP-1
2.    Bagaimana perangkat instruksi?
3.    Bagaimana pemrograman SAP-1?
4.    Bagaimana siklus pengambilan (FETCH CYCLE)?
5.    Bagaimana siklus eksekusi?
6.    Bagaimana mikroprogram SAP-1?
7.    Gambar diagram skematik SAP-1?
8.    Bagaimana pengadaan mikroprogram?
C.  Tujuan Masalah
1.    Mengetahui Gambar arsitektur SAP-1
2.    Mengetahui perangkat instruksi SAP-1
3.    Mengetahui pemrograman SAP-1
4.    Mengetahui Siklus Pengambilan SAP-1
5.    Mengetahui Siklus eksekusi SAP-1
6.    Mengetahui Mikroprogram SAP-1
7.    Mengetahui gambar diagram skematik SAP-1
8.    Mengetahui pengadaan mikroprogram SAP-1














BAB II
PEMBAHASAN

Komputer SAP (Simple-As Possible; artinya sederhana mungkin) telah dirancang untuk anda sebagai seorang pemula dalam bidang ini. Tujuan utama perancangan komputer SAP adalah untuk memperkenalkan semua gagasan penting dibalik operasi komputer tanpa membenamkan anda kedalam kerumitan yang tidak perlu. Meskipun demikian, sebuah komputer sederhana seperti SAP sudah mengandung banyak konsep yang lanjut. Untuk menghindarkan beban pemahaman yang terlampau banyak sekaligus, kita akan mengkaji secara tiga generasi yang berbeda dari komputer SAP.
A.  ARSITEKTUR
`Gambar 1 memperlihatkan arsitektur (struktur) dari SAP-1, sebuah komputer berorganisasi-bus. Semua keluaran register menuju bus W merupakan saklar tiga-keadaan, yang memungkinkan transfer data secara teratur. Semua keluaran register yang lain hanya memiliki dua keadaan; keluaran-keluaran ini secara kontinu menggerakkan kotak-kotak yang disambungkan kepadanya.
Susunan pada Gambar1 menonjolkan fungsi register-register yang dipakai dalam SAP-1. Karena itu, tidak ada usaha untuk menempatkan semua rangkaian pengendali dalam satu blok yang disebut untuk kendali,  ataupun meletakkan semua rangkaian-rangkaian masukan-keluaran di dalam blok lain yang disebut unit I/O, dsb.


CP  Ep  LM  CE  LI  EI  LA  EA  SU  EU  LB  LO

 
SAP1Architecture
























Gambar 1 Arsitektur SAP-1
1.    Penahan Tiga Keadaan (Three State Buffer – TSB)
Semua keluaran register menuju Bus W yang dikendalikan oleh Penahan Tiga Keadaan (Three State Buffer – TSB) yang memungkinkan transfer data dari register ke BUS secara teratur.
TSB
Keluaran dari TSB, D OUT, memungkinkan tiga kondisi; 1, 0, atau hambatan tinggi (impedensi tinggi). Pada saat ENABLE = 0, maka terjadi hambatan tinggi pada TSB sehingga tidak ada data yang mengalir dari D IN menuju D OUT. Pada SAP-1, TSB banyak digunakan untuk menahan data dari register menuju ke BUS W atau sebaliknya. Jalur kendali umum yang hampir ada pada setiap komponen dalam komputer, fungsi masing-masing jalur adalah sebagai berikut:
a.    CLK adalah sebagai pemicu pengaktifan komponen dengan mode Active High, akan aktif jika nilainya = 1
b.    CLK` adalah sebagai pemicu pengaktifan komponen dengan mode Active Low, akan aktif jika nilainya = 0
c.    CLR adalah untuk me-reset komponen dengan mode Active High, akan aktif jika nilainya = 1
d.   CLR` adalah untuk me-reset komponen dengan mode Active Low, akan aktif jika nilainya = 0

2.    Bagian-bagian dari Arsitektur SAP-1
a.    Pencacah Program – Program Counter (PC)
pencacah_4_int
Pencacah program dalam SAP-1 disimpan pada RAM (Random Access Memory) dengan instruksi pertama kode biner 0000. Instruksi kedua pada alamat 0001, dan instruksi ketiga pada alamat 0010. Pencacah program di bawah kendali CU (Control Unit) bertugas untuk mencacah dari 0000-1111 atau dari 0-15. Keluaran dari pencacah akan menunjukkan alamat instruksi berikutnya yang akan dieksekusi, misalnya 1100. Ketika computer mulai bekerja, pencacah program di-reset sehingga nilainya menjadi 0000. Nilai ini dikirimkan ke Register Alamat Memori (MAR) sebagai alamat memori yang akan diambil instruksinya. pencacah program akan menentukan cacahnya menjadi 001. Jalur kendali yang ada pada pencacah program :
Ep, berfungsi mengeluarkan nilai dari pencacah ke dalam BUS W
Cp, berfungsi mengendalikan increment pencacah (PC = PC + 1).

b.    MAR (Memory Address Register)
masukan_MAR
Di bawah pencacah program, terdapat register masukan dan MAR, dan termasuk Register untuk alamat dan data (Register Saklar). Register ini merupakan bagian dari unit masukan yang memungkinkan pengiriman 4 bit alamat dan 8 bit data ke Memory.
Fungsi dari masukan dan MAR adalah untuk mengirimkan alamat 4 bit ke dalam memory (RAM) serta untuk membaca instruksi di dalam memory.

c.    Memory RAM (Random Access Memory) 16 X 8
RAM
Bagian ini berperan sebagai memory utama tempat menyimpan instruksi dan data, selama computer beroperasi, RAM akan menerima alamat 4 bit dari MAR dan operasi membaca dilaksanakan. Memori terdiri dari 16 alamat yang lebarnya 8 bit. Untuk mengakses RAM, diperlukan alamat dengan lebar 2 log 16 bit = 4 bit.Jalur kendali yang ada pada RAM, yaitu : CE, berfungsi mengeluarkan data 8 bit dari memory ke BUS W.

d.   Register Instruksi
register_instruksi
Instruksi yang dieksekusi dibaca dari memory utama dan masuk ke dalam BUS W, pada waktu bersamaan register instruksi diaktifkan sehingga instruksi yang dibaca dari memori akan masuk ke dalam register instruksi. Di dalam proses kerjanya, register instruksi dibagi menjadi dua bagian, bagian atas dikirim ke blok pengendali pengurut (sebanyak 4 bit) sedangkan bagian bawah sebanyak 4 bit lagi dikirim menuju ke BUS W yang dikendalikan oleh TSB. Jalur kendali yang ada pada register instruksi: Li ,mengambil data 8 bit dari BUS W
Ei, mengendalikan data 4 bit dari Register menuju ke BUS W.

e.    Pengendali Pengurut
pengendali_pengurut
Register ini berfungsi mengatur seluruh jalannya computer termasuk eksekusi instruksi. Sebelum computer bekerja pada CLR dan CLK, masing-masing dikirimkan ke pencacah program dan register instruksi.

f.     Akumulator
Berfungsi menyimpan sementara hasil operasi dari sebuah computer. Keluaran dari akumulator dibagi 2 bagian/ keluaran pertama diteruskan ke bagian penjumlah pengurang (8 bit) kemudian keluaran kedua diteruskan ke BUS W (Keluaran Tiga). Jalur kendali pada register instruksi :
LA` , berfungsi mengambil data 8 bit dari BUS W
En, berfungsi mengendalikan data 8 bit dari Register menuju ke BUS W.
g.    Penjumlah Pengurang
SAP-1 menggunakan penjumlah pengurang komplemen bila SU berharga rendah, maka keluaran jumlah dari penjumlah pengurang dalam S =  A + B. Apabila SU tinggi, maka keluarannya berupa selisih dari A =  A + B. Jalur kendali yang digunakan pada penjumlah pengurang :
SU, menentukan jenis operasi penjumlah atau pengurang. Jika SU aktif maka terjadi penjumlahan atau sebaliknya.
EU, mengendalikan data 8 bit penjumlahan dan pengurangan yang menuju ke BUS.
h.    Register B
Adalah register buffer yang digunakan dalam operasi matematika. Sinyal LB yang rendah dan tepi positif dari sinyal data akan menyalurkan data dari BUS W ke dalam Register. Keluaran dari Register B akan mengaktifkan penjumlahan dan pengurangan, memasukkan bilangan yang akan dijumlah dengan / dikurangkan dengan isi akumulator. Jalur kendali yang digunakan :
LB, mengambil data 8 bit dari BUS W
i.      Register Keluaran
Pada alur operasi computer, akumulator berisi hasil operasi yang diselesaikan dalam register penjumlah pengurang. Jalur kendali yang digunakan :
Lo, mengambil data 8 bit dari BUS W
j.      Peraga Biner
Adalah suatu alat yang terdiri dari 8 buah LED, dimana fungsi utama dari peraga biner adalah menyajikan isi output, dengan demikian hasil yang ada pada akumulator dapat ditampilkan dalam bentuk peraga biner.

B.  PERANGKAT INSTRUKSI
Perangkat instruksi komputer SAP-1 adalah sebagai berikut.
1.    LDA
LDA merupakan singkatan dari “load the accumulator” (artinya = isilah akumulator). Instruksi LDA yang lengkap mengandung alamat heksadesimal dari data yang hendak diisikan. Sebagai contoh: LDA 8H, artinya: isilah akukulator dengan isi dari lokasi memori 8H”.
Umpamanya:
R8 = 0000 0010
Maka eksekusi instruksi LDA 8H menghasilkan;
A = 0000 0010

Begitu pula LDA AH berarti: “isilah akumulator dengan isi dari lokasi memori AH”, LDA FH, berarti “isilah akumulator dengan isi dari lokasi memori FH”, dan sebagainya.
2.    ADD
Add adalah instruksi lain dari SAP-1. Instruksi ADD yang lengkap mengandung alamat dari kata yang hendak ditambahkan. Misalnya, ADD 9H berarti “tambahkan isi dari lokasi memori 9H pada isi akumolator.”, hasil penjumlahan ini akan menggantikan isi akumulator semula.
Contoh: Kita umpamakan dalam akumulator tersimpan bilangan desimal 2, dan bilangan 3 desimal menempati lokasi memori 9H. Maka:
A  = 0000 0010                                     R9 = 0000 0011
Selama pelaksanaan instruksi ADD 9H akan berlangsung operasi sebagai berikut. Pertama, R9 disisikan ke dalam register B sehingga:
B = 0000 0011
Dan pada waktu yang bersamaan, bagian penjumlah-pengurangan melakukan penjumlahan dari A dan B, menghasilkan jumlah
SUM = 0000 0101
Kedua, hasil jumlahan ini diisikan ke dalam akumulator, sehingga
A = 0000 0101

Urutan langkah operasi diatas digunakan untuk semua instruksi ADD; kata Ram yang dialamatkan akan masuk ke dalam register B dan keluaran dari penjumlah-pengurang memasuki akumulator. Dengan demikian, eksekusi instruksi ADD 9H adalah operasi menambahkan R9 pada isi akumulator, dan eksekusi instruksi ADD H berupa operasi menambahkan RF pada isi akumulator, dan sebagainya.
3.    SUB
Instruksi SAP-1 yang lain lagi adalah SUB. Instruksi SUB yang lengkap disertai alamat dari kata yang hendak dikurangkan. Sebagai contoh, SUB CH berarti “kurangkan isi lokasi memori CH dari isi akumulator”, jawaban selisih yang diberikan oleh bagian penjumlah-pengurang kemudian menggantikan isi akumulator semula.
Sebagai contoh yang kongkret; misalkan isi akumulator adalah angka desimal 7 dan lokasi memori CH berisi bilangan desimal 3. Maka
A  = 0000 0111                                     Rc = 0000 0011
Pelaksanaan instruksi SUB CH berlangsung sebagai berikut; Pertama, Rc diisikan ke dalam register B untuk memperoleh:
B = 0000 0011
Pada waktu hampir bersamaan, bagian penjumlah-pengurang dari A dan B menghasilkan selisih:
DIFF = 0000 0100
Kedua, hasil pengurangan ini disimpan dalam akumulator, sehingga isinya menjadi
A = 0000 0100
Urutan langkah operasi seperti di atas dipakai oleh semua instruksi SUB; kata RAM yang dialamatkan akan masuk keregister B dan keluaran dari penjumlah-pengurang masuk ke dalam akumulator. Jadi, eksekusi dari insrtuksi SUB CH adalah mengurangkan Rc dari isi akumulator, eksekusi dari instruksi SUB EH adalah mengurangkan RE dari isi akumulator, dan demikian seterusnya.
4.    Out
Instruksi OUT memberitahu kepada komputer SAP-1 untuk memindahkan isi akumulator ke bandar keluaran. Sesudah instruksi  OUT dilaksanakan, kita dapat melihat jawaban dari persoalan yang sedang diselesaikannya. Instruksi OUT ini sudah dalam bentuk yang lengkap; kita tidak perlu menyebutkan alamat tertentu dalam menggunakan OUT sebab instruksi ini tidak berhubungan dengan data di dalam memori.
5.    HLT
HLT adalah singkatan dari “halt” (berhenti), Instruksi ini memberitahu kepada komputer untuk berhenti memproses data. HLT menandai akhir suatu program, serupa dengan tanda titik di akhir sebuah kalimat. Kita harus menggunakan instruksi HLT pada akhir setiap program SAP-1; jika tidak, kita akan mendapatkan sampah komputer (jawaban yang tak memiliki arti disebabkan proses yang lepas kendali). Instruksi HLT sudah merupakan bentuk instruksi yang lengkap; kita tidak perlu menyertakan kata RAM bilamana menggunakan HLT, sebab instruksi tersebut tidak melibatkan memori.
6.    Instruksi Rujukan Memori
LDA, ADD, dan SUB disebut instruksi-instruksi rujukan memori (memory-reference instructions) karena semua instruksi yang bersangkutan menggunakan data yang tersimpan dalam memori OUT dan HLT, di pihak lain, bukan instruksi-instruksi rujukan-memori karena mereka tidak melibatkan data yang ada di dalam memori.
7.    Mnemonik
LDA, ADD, SUB, OUT, dan HLT adalah perangkat instruksi bagi SAP-1. instruksi-instruksi singkat seperti ini disebut mnemonik (mnemonic, artinya pembantu ingatan). Mnemonik sangat popular dalam pekerjaan komputer karena singkatan-singkatan tersebut. Meningkatkan kita kepada operasi yang akan berlangsung pada waktu instruksi dilaksanakan. Tabel 10-1 merangkumkan perangkat instruksi SAP-1.
Text Box: TABEL 10-1. PERANGKAT INSTRUKSI    SAP-1
Mnemonik Operasi
LDA Isikan data RAM ke dalam akumulator
ADD Tambahkan data RAM pada akumulator
SUB Kurangkan data RAM dari akumulator
OUT Isikan data akumulator ke dalam register keluaran
HLT Hentikan pemrosesan

8080 dan 8085
8080 adalah mikroprosesor pertama yang dipakai secara luas. Mikroprosesor ini memiliki 72 instruksi. Versi yang telah dikembangkan dari 8080 adalah mikroprosesor 8085, dengan perangkat instruksi yang pada dasarnya sama. Untuk membuat SAP menjadi komputer yang berguna secara praktis, instruksi-instruksi SAP harus dibuat kompatibel ke atas dengan perangkat instruksi 8080/ 8085. Dengan kata lain, instruksi SAP-1: LDA, ADD, SUB, OUT dan HLT adalah instruksi-instruksi 8080/8085.
Contoh sebuah program SAP-1 dalam bentuk mnemonik.
                        Alamat                                    Mnemonik
                        OH                              LDA 9H
                        1 H                              ADD AH
                        2 H                              ADD BH
                        3 H                              SUB CH
                        4 H                              OUT
                        5 H                              HLT
Data dalam memori dengan alamat selanjutnya adalah
                        Alamat                                    Data
                        6 H                              FFH
                        7 H                              FFH
                        8 H                              FFH
                        9 H                              01H
                        AH                              02H
                        BH                              03H
                        CH                              04H
                        DH                              FFH
                        EH                               FFH
                        FH                               FFH
                       

Apa yang dilakukam oleh setiap instruksi ?
Program tersebut terdapat dalam bagian memori yang rendah , yaitu terletak pada lokasi dengan alamat 0H sampai 5H. Pelaksanaan instruksi pertama adalah mengisi akumulator dengan isi dari lokasi memori 9H,  dengan ini isi akumulator  menjadi :
A = 01H
Instruksi kedua adalah menambahkan isi lokasi memori AH pada isi akumulator untuk memperoleh isi akumulator yang baru yaitu :
A = 01H +02H = 03H
Begitu pula pelaksanaan instruksi yang ketiga akan menambahkan isi lokasi memori BH pada akumulator sehingga :
A = 03H + 03H = 06H
Instruksi SUB akan mengurangkan isi lokasi memori CH untuk menghasilkan ;
A = 06H – 04H = 02H
Instruksi OUT memindahkan isi akumulator kepada bandar keluaran, dengan demikian peraga biner menyajikan angka  0000 0010
Instruksi  HLT menghentikan  pemrosesan data.

C.  ­­­­­­­PEMROGAMAN SAP – 1
Untuk memasukkan instruksi dan kata-data kedalam  memori SAP-1 kita harus menggunakan kode tertentu yang dapat ditafsirkan oleh komputer. Tabel 10–2 memperlihatkan kode yang dipakai dalam SAP-1. Bilangan 0000 mewakiliki LDA, 0001 untuk ADD, 0010 untuk SUB, 1110 untuk OUT, dan 1111 untuk HLT. Karena  kode-kode ini memberitahu kepada komputer tentang operasi yang harus dilaksanakan. Maka kode yang bersangkutan disebut  kode operasi (operation code) ; disingkat opcode).
Text Box: TABEL 10-2. KODE OPERASI    SAP-1

Mnemonik Kode Operasi
LDA 0000
ADD 0001
SUB 0100
OUT 1110
HLT 1111

Berdasarkan rancangan rangkaian, saklar-saklar tersebut menghasilkan logika 1 untuk posisi keatas (U) dan logika 0 untuk posisi Ke bawah (D). Dalam peprograman saklar data dilaksanakan dengan satu instruksi, kode operasi yang akan diberikan  sebagai nibble bagian atas, dan operand (pelengkap instruksi ) sebagai nibble bagian bawah.
Sebagai contoh, misalkan kita akan menyimpan instruksi sebagai Berikut :  alamat dengan instruksi :
Alamat                        Instruksi
0H                               LDA FH
1H                               ADD EH
2H                               HLT
Pertama, ubahlah setiap instruksi kedalam bentuk biner :
LDA FH  = 0000 1111
                                                ADD EH = 0001 1110
                                                HLT        = 1111 XXXX
Dalam instruksi pertama,  0000 adalah kode operasi untuk LDA, dan 1111 adalah ekivalen biner dari FH. Dalam instruksi kedua,  0001 adalah kode operasi untuk ADD, dan 1110 adalah ekivalen biner dari EH. Dalam instruksi ketiga, 1111 adalah kode operasi untuk HLT, dan XX adalah nibble yang  tak diperdulikan karena HLT bukan instruksi rujukan – memori. Selanjutnya , susunlah saklar-saklar alamat dan data sebagai berikut : 
                        Alamat                                    Data
                        DDDD                                                DDDD UUUU
                        DDDU                                                DDDU UUUD
                        DDUD                                                UUUU XXXX
Setiap kali setelah selesai menyusun suatu alamat dan kata- data, tekanlah tombol “tulis” (write). Karena D menyimpan biner  0 dan U menyimpan biner 1, tiga lokasi memori yang pertama sekarang mempunyai isi :
                        Alamat                                                Data
0000                                        0000 1111
0001                                        0001 1110
0010                                        1111 XXXX
       Suatu hal lagi yang perlu diketahui dalam penyusunan program adalah bahwa bahasa asembli (assembly language)  menyangkut tata cara penulisan program dan mnemonik, sedangkan bahasa mesin (macine language) menyangkut tata cara penulisan dengan bilangan 0 dan 1, Contoh yang berikut, akan memperjelas perbedaan antara kedua bahasa tersebut.

D.  SIKLUS PENGAMBILAN (FETCH CYCLE)
Unit kendali adalah kunci dari pengoperasian komputer secara otomatik. Unit kendali membangkitkan atau mengeluarkan kata-kata kendali untuk mengambil dan melaksanakan setiap instruksi. Pada waktu suatu instruksi diambil dan dilaksanakan, komputer akan melewati beberapa keadaan pewaktuan (timing state: disingkat T state = keadaan T), yaitu periode-periode waktu pada saat mana terjadi perubahan isi-isi register. Berikut ini akan kita pelajari lebih lanjut arti keadaan T tersebut.
1.    Pencacah Putar (Lingkar)
Kita telah membicarakan pencacah putar SAP-1
                        T = T6T5T4T3T2T1
Pada permulaan operasi komputer kata lingkar T menunjukkan pulsa detak yang berturut-turut menghasilkan kata-kata lingkar:
                        T = 000010
                        T = 000100
                        T = 001000
                        T = 010000
                                    T = 100000
Gambar Pencacah Lingkar (a) simbol   (b) Diagram Pewaktuan

Kemudian pencacah lingkar direset menjadi 000001, dan siklus yang sama akan berulang. Setiap kata lingkar merepresentasikan satu keadaan T.
Keadaan T1 berawal pada suatu tepi negatif pulsa detak dan berakhir pada tepi negatif yang berikutnya. Selama keadaan T ini, bit keluarkan T1 dari pencacah lingkar  merupakan tingkat logika tinggi. Keadaan-keadaan Y yang selanjutnya berturut-turut T2 tinggi, disusul T3 tinggi, kemudian T4 tinggi, dan seterusnya. Sebagaimana dapat  kita lihat, pencacah putar menghasilkan enam  keadaan T. Setiap instruksi diambil dan dilaksanakan selama enam keadaan T ini. Perhatikan bahwa tepi CLK yang positif terjadi dipertengahan setiap keadaan T. Pentingnya hal ini akan dibicarakan kemudian.
2.    Keadaan Alamat
Keadaan  T1 disebut keadaan alamat (address State) karena alamat didalam pencacah program (PC ) dipindahkan  kepada register alamat memori (MAR) selama keadaan ini. Gambar memperlihatkan  bagian-bagian komputer yang  aktif  selama keadaan T1  (bagian  aktif digambarkan terang, dan bagian tidak aktif gelap).
Selama keadaan alamat Ep dan Lm  merupakan  bit-bit  yang aktif ;  sedangkan semua bit kendali yang lain tidak aktif. Ini berarti  selama keadaan  bagian pengendali – pengurut (CON) mengeluarkan kata kendali berbentuk 
CON  =  Cp Ep M             1 1 A EA         Su Eu B o                      
          =   0   1    0    1            1    1    0    0           0   0   1   1

3.    Keadaan  Penambahan

T2 Keadaan ini disebut keadaan penambahan (increment state) karena hitungan pada encacaph program ditingkatkan (ditambah) selama periode ini.  Selama keadaan penambahan bagian pengendali-pengurut menghasilkan sebuah kata-kendali berbentuk :

CON  =  Cp Ep M             1 1 A EA         Su Eu B o       

 =   1   0    1    1            1    1    1     0            0   0   1   1

Terlihat disini bahwa CP adalah bit yang aktif

4.    Keadaan Memori

Keadaan T3 disebut keadaan memori (memory state)  karena instruksi pada RAM dengan alamat yang ditunjuk dipindahkan dari memori keregister instruksi.  Gambar  10 –3c melukiskan bagian-bagian aktif dari SAP-1 selama keadaan memori ini.  Selama keadaan ini bit-bit kendali yang aktif hanyalah CE dan L­1, dan  kata yang dikeluarkan oleh bagian pengendali- pengurut adalah 

CON  =  Cp Ep M             1 1 A EA         Su Eu B o                      
          =   0   0   1    0             0    1    1    0           0   0   1   1

5.    Siklus  pengambilan

Keadaan-keadaan alamat, penambahan, dan memori disebut siklus pengambilan/ penjemputan (Fetch cycle) dari SAP-1. Selama keadaan alamat, EP dan M aktif ini berarti pencacah program mengaktifkan MAR melalui bus W. Dalam gambar 10-2b, tepi positif sinyal detak muncul pada pertengahan keadaan alamat; peristiwa ini digunakan untuk mengisi MAR dengan isi PC. CP adalah satu-satunya bit kendali yang aktif selama keadaan penambahan. Pencacah program diaktifkan guna mencacah tepi positif pulsa detak.  Dipertengahan keadaan penambahan, tepi positif sinyal detak diterima pencacah program dan ini meningkatkan cacahan dengan  1 angka . Dalam keadaan memori, bit-bit  dan 1 yang aktif. Dengan ini, kata RAM  dengan alamat yang ditentukan mengaktifkan register instruksi bus W. Pada pertengahan keadaan memori, sebuah tepi positif  sinyal detak akan mengisi register instruksi dengan kata RAM tadi.

E.   SIKLUS EKSEKUSI (PELAKSANAAN)
Tiga keadaan berikutnya (T4, T­5, dan T6) merupakan siklus eksekusi dari SAP-1. Transfer-transfer register yang terjadi selama siklus eksekusi bergantung pada macam instruksi yang sedang dieksekusi. Misalny, LDA 9H memerlukan operasi transfer register yang berbeda daripada ADD BH. Apa yang diuraikan berikut ini adalah rutin kendali (control routine), artinya rangkaian langkah kendali bagi instruksi-instruksi SAP-1 yang berbeda.


1.    Rutin LDA
Demi kejelasan pembahasan, kita mengandaikan bahwa register intruksi  (IR) telah diisi dengan instruksi LDA 9H:           IR = 0000 1001
Selama keadan T4, medan instruksi 0000 dikirim ke dalam pengendali-pengurut yang melakukan pendekodean; sedangkan medan alamat 1001 diisikan  ke dalam MAR, Gambar memperlihatkan bagian-bagian yang aktif dari SAP-1 selama keadaan T4. Perlu dicatat bahwa E1 dan LM1 adalah bit-bit yang aktif; dan bit-bit kendali yang lain tidak aktif.
Gambar  Rutin LDA  (a) Keadaan T4 (b) Keadaan T5 (c) Keadaan T6

        Selama keadaan T5 bit-bit dan LA menjadi aktif. Ini berarti kata data yang telah dilamatkan dalam memori akan diisi kedalam akumulator pada tepi positif pulsa detak yang berikutnya (lihat gambar 10-4b). T6 adalah keadaan tanpa operasi (no-operation; disingkat  Nop). Selama keadaan eksekusi yang ketiga ini semua register dalam kondisi tidak aktif  (gambar 10-4c). Ini berarti bahwa bagian pengendali-pengurut mengeluarkan kata dengan bit-bit yang bersesuaian dengan keadaan tidak aktif. Keadaan T6 dari rutin LDA adalah keadaan Nop.

Gambar  Diagram Pewaktuan Siklus Pengambilan LDA

Gambar memperlihatkan diagram pewaktuan untuk rutin pengambilan dan rutin LDA. Selama keadaan T1, Ep dan M menjadi aktif : dan tepi positif  detak pada pertengahan keadaan ini akan memindahkan alamat didalam pencacah program  kedalam MAR. Selama keadaan T2, CP yang aktif dan hitungan pada pencacah program  dinaikkan Pada waktu tibanya tepi positif. Selama keadaan T3, dan 1 yang aktif;  ketika muncul tepi positif dari sinyal pewaktu, kata RAM yang ditunjuk alamatnya dipindahkan ke register instruksi. Eksekusi LDA dimulai dengan keadaan T­4, dimana  M dan 1 yang aktif . Pada tepi positif detak, medan alamat didalam register instruksi dipindahkan ke MAR. Selama keadaan T5, dan A  menjadi aktif;  ini berarti kata data RAM  dengan alamat yang ditentukan itu ditransfer kepada akumulator pada tepi positif detak. Sebagaimana diketahui keadaan T6 dari rutin LDA adalah keadaan nop.
2.    Rutin ADD
Umpamakan bahwa pada akhir siklus pengambilan register instruksi berisi kata ADD  BH.
IR = 0001 1011
Selama keadaan T4 medan instruksi memasuki  pengendali-pengurut dan medan alamat berpindah ke MAR (lihat gambar 10-6a). Dalam keadaan ini 1 dan M yang aktif .

Gambar  Rutin ADD dan SUB (a) Keadaan T4 (b) Keadaan T5 (c) Keadaan T6

        Bit-bit kendali  dan B menjadi aktif selama keadaan T5. Ini memungkinkan kata RAM  yang  telah ditunjuk alamatnya itu untuk mempersiapkan register B . Seperti biasa, pengisian terjadi pada pertengahan keadaan ketika tepi positif detak memasuki  saluran-saluran CLK dari register B. Selama keadaan T6, Eu dan A yang menjadi aktif. Dengan ini, bagian penjumlah-pengurang (Add/Sub) mempersiapkan akumulator. Pada pertengah keadaan ini, tepi positif detak mengisikan  hasil jumlahan kedalam akumulator. Kebetulan waktu siap (set up time) dan waktu tunda propagasi dalam rangkaian mempunyai harga yang tepat mencegah terjadinya keadaan pacu pada akumulator selama keadaan eksekusi terakhir.
Rutin pengambilan ini serupa dengan yang telah dibahas sebelumnya; keadaan T1 mengisikan  alamat PC kedalam MAR; keadaan T2 menaikkan hitungan pencacah program; keadaan T3 mengirimkan instruksi dari lokasi menuju ke register instruksi.

Gambar  Diagram Pewaktuan untuk Rutin ADD

Selama keadaan T4, c1 dan M menjadi aktif.  Pada tepi pulsa detak berikutnya, medan alamat didalam register instruksi berpindah ke MAR. Selama keadaan T5 CE, dan B  yang aktif. Oleh karena itu, kata RAM yang dialamatkan itu, diisikan kedalam register B dipertengahan keadaan ini. Selama keadaan T6 U dan A menjadi aktif,  dan pada waktu tibanya  tepi poositif, hasil jumlahan dari penjumlah-pengurang didalam akumulator.
3.    Rutin SUB
Rutin Sub serupa dengan  rutin ADD. Gambar 10-6a dan b melukiskan bagian-bagian yang aktif dari SAP-1 selama keadaan T4 dan T5. Selamna keadaan T6 , SU yang tinggi disalurkan kepada bagian penjumlah-pengurang dari gambar 10-6c. Diagram pewaktuan yang bersangkutan hampir identik dengan  gambar 10-7. Bayangkan bahwa SU rendah selama keadaan T1 sampai T5 dan SU menjadi tinggi selama keadaan T6.
4.    Rutin Out
Andaikan  bahwa register  instruksi berisi instruksi OUT pada akhir sebuah siklus pengambilan.  Maka  medan instruksi akan memasuki pengendali-pengurut guna pendekodeannya. Kemudian pengendali-pengurut mengeluarkan kata-kendali yang  diperlukan mengeluarkan isi akumulator ke register keluaran.


Gambar  Keadaan T4 instruksi OUT

Gambar memperlihatkan bagian-bagian aktif dari SAP=1 selama eksekusi dari sebuah  instruksi out. Sehubungan dengan EA dan O yang aktif, tepi positif berikutnya dari sinyal detak akan memindahkan isi akumlator ke register keluaran selama keluaran T4. Pada keadaan T5 dan T6  tidak terjadi operasi (nop).
Dalam gambar ditunjukkan diagram  pewaktuan untuk rutin pengambilan dan rutin OUT. Sekali lagi, siklus pengambilannya sama : keadaan alamat, keadaan penambahan dan keadaan memori. Selama keadaan T4, EA dan O aktif ; dan kata akumulator dipindahkan keregister keluaran pada waktu tibanya tepi positif dari pulsa detak.
Gambar  Diagram Pewaktuan untuk Rutin OUT

Siklus mesin dan siklus instruksi

SAP-1 memiliki enam keadaan T (tiga untuk pengambilan dan tiga untuk eksekusi). Enam keadaan tersebut dinamakan satu siklus mesin (lihat gambar 10-10a). Komputer membutuhkan satu siklus mesin untuk mengambil dan melaksanakan setiap instruksi. Pendetak SAP-1 berprekuensi KHz yang ekivalen dengan periode 1 ms. Dengan demikian,  satu siklus mesin SAP-1 memerlukan waktu 6 ms. Mesin SAP-1 memerlukan waktu 6 ms.



Gambar (a) Siklus Instruksi SAP-1 (b) Siklus Instruksi untuk Dua siklus Mesin

F.   MIKRO PROGRAM SAP-1
1.    Mikroinstruksi
Pengendali-pengurut mengirimkan kata-kata kendali dengan laju satu kata dalam setiap keadaan T atau satu siklus detak. Kata-kata ini merupakan pengarahan kepada komputer tentang operasi yang harus dilakukan oleh bagian lain dari komputer. Karena masing-masing kata-kata kendali itu menimbulkan satu langkah kecil dalam pemrosesan data, maka setiap kata kendali disebut suatu mikroinstruksi.  Bila kita lihat kembali diagram blok SAP-1  (gambar 10-1),  kita dapat membayangkan adanya suatu arus lunak dari sederet mikro instruksi yang mengalir keluar dari pengendali-pengurut menuju kerangkaian-rangkaian SAP-1 yang lain.
2.    Makroinstruksi
Instruksi-instruksi yang pernah kita pergunakan dalam pemrogaman (LDA. ADD. SUB,….) kadang-kadang disebut makroinstruksi untuk membedakannya dari mikroinstruksi. Setiap makroinstruksi SAP-1 tersusun dari mikroinstruksi. Setiap makroinstruksi SAP=1 tersusun dari tiga mikroinstruksi. Misalnya  makroinstruksi LDA terdiri dari tiga macam mikroinstruksi seperti tercantum dalam tabel 1.  Guna menyederhanakan  bentuk mikroinstruksi itu kita dapat menggunakan bentuk heksadesimal sebagaimana terlihat pada tabel 2.
Tabel 1
Makro
Keadaan
Cp  Ep M
1  1 A  EA
SU EU B  O
Yang aktif
LDA
T4
 0    0    0     1
    1     0    1     0
 0   0    1     1
M, 1

T5
 0    0    1     0
    1     1    0     0
 0   0    1     1
, A

T6
 0    0    1     1
    1     1    1     0
 0   0    1     1
Tidak ada

Tabel 2


Tabel 3 Mikroprogram SAP-1
Mikro program SAP-1 disajikan dalam tabel 10-5 yang merupakan daftar dari setiap makro instruksi dan mikroinstruksi-mikroinstruksi yang diperlukan bagi pelaksanaannya. Tabel ini merangkum rutin-rutin eksekusi untuk instruksi SAP-1. Tabel yang sama dapat pula dipakai bagi perangkat instruksi tingkat lebih lanjut.


TABEL 6.  ROM  KENDALI  SAP-1
Alamat
Isi
Rutin
Bit aktif
0H
5E3H
Fetch
Ep,  M
1H
BE3H

Cp
2H
263H

,  1
3H
1A3H
LDA
M,  1
4H
2C3H

,  *A
5H
3E3H

Tidak ada
6H
1A3H
ADD
M,  1
7H
2E1H

,  *B
8H
3C7H

*A,  u
9H
1A3H
SUB
M,  1
AH
2E1H

,  *B
BH
3CFH

*A,  u,  u
CH
3F2H
OUT
u,  *o
DH
3E3H

Tidak ada
EH
3E3H

Tidak ada
FH
X
X
Tidak dipakai

CON  =  Cp Ep M             1 1 A EA         Su  Eu B o     
Tabel 7                

Text Box: Alamat Isi Rutin
0000 0011 LDA
0001 0110 ADD
0010 1001 SUB
0011 XXXX Tidak ada
0100 XXXX Tidak ada
0101 XXXX Tidak ada
0110 XXXX Tidak ada
0111 XXXX Tidak ada
1000 XXXX Tidak ada
1001 XXXX Tidak ada
1010 XXXX Tidak ada
1011 XXXX Tidak ada
1100 XXXX Tidak ada
1101 XXXX Tidak ada
1110 1100 OUT
1111 XXXX Tidak ada



















G. DIAGRAM SKEMATIK SAP-1
1.    Pencacah Program
Serpih-serpih C1, C2 dan C3 dari gambar 10-12 adalah pencacah program. Serpih C1, yaitu IC 74LS5107, adalah flip-flop JK majikan–budak berjumlah rangkap yang menghasilkan 2 - bit alamat bagian atas.  Serpih C2, yaitu IC 74LS107 yang lain, menghasilkan 2 - bit alamat bagian bawah. Serpih C3 yaitu IC 74LS126, adalah susunan empat saklar tiga – keadaan yang normalnya terbuka; saklar ini berfungsi sebagai keluaran – keadaan dari pencacah program. Pada awal operasi komputer, CLR yang rendah mengosongkan (mereset) pencacah program menjadi 0000. Selama keadaan T1 , EP yang tinggi akan menempatkan alamat pada bus W. Selama keadaan T2 CP yang tinggi dikirimkan kepencacah program untuk menambaha cacahannya ketika merima  tepi negatif sinyal CLK (ekivalen dengan tepi positif CLK) pada pertengahan keadaan T2 ini. Pencacah program berada pada kondisi tidak aktif selama keadaan T3­ sampai T6.
2.    MAR
Serpih C4, atau IC 74LS173, adalah sebuah register bufer 4 bit yang berfungsi sebagai MAR. Keluaran tiga-keadaan diubah menjadi menjadi keluaran dua-keadaan dengan mengetanahkan penyemat 1 dan 2. Keluaran dari MAR tidak perlu mempunyai modus tiga-keadaan mengingat keluaran MAR ini tidak disambungkan ke bus W.
3.    Multiplekser 2-ke-1
Serpih C5 yang merupakan ID 74LS157 adalah sebuah multiplekser nibble 2-ke-1. Nibble sebelah kiri (penyemat 14, 11, 5,2) berasal dari register saklar alamat (S1). Nibble sebelah kanan (penyemat 13, 10, 6, 3) berasal dari MAR. Saklar RUN-PROG (S2) memilih nibble yang akan diteruskan kepada keluaran serpih C5. Apabila S2 pada posisi PROG maka pemilihan jatuh pada nibble yang berasal dari register saklar alamat. Apabila S2 pada posisi RUN, nibble yang terpilih adalah yang keluar dari MAR.
Gambar. Pencacah Program, Memori dan Register Instruksi




Gambar. Register A dan B, Penjumlah-Pengurang dan Rangkaian Keluaran

 

4.    RAM 16 x 8

Serpih C6 dan C7 adalah IC 74189. Setiap serpih merupakan sebuah RAM statik 16 x 4. Bersama-sama, kedua serpih menghasilkan sebuah memori baca-tulis (read-write memory; RAM) 18 x 8. S3 adalah register saklar data (8-bit), dan S4 merupakan saklar baca-tulis (saklar tombol-tekan). Untuk memprogram memori, S2 dipasang pada posisi PROG; yang akan membuat masukan CE rendah (penyemat 2). Saklar data dan alamat kemudian diatur supaya memberikan kata-data dan kata alamat yang benar. Dengan menekan  sejenak tombol dari saklar baca-tulis akan dihasilkan WE yang rendah (penyemat 3) dan pengisian memori. Sesudah program dan data berada di dalam memori, saklar RUN-PROG (S2) dipindahkan ke posisi RUN untuk mempersiapkan operasi komputer.

5.    Register Instruksi

Serpih C8 dan C9 adalah IC 74LS173. Setiap serpih merupakan sebuah register bufer tiga-keadaan dengan 4-bit. Dua serpih ini berfungsi sebagai register instruksi. Dengan menghubungkan ke tanah penyemat 1 dan 2 dari C8, keluaran tiga-keadaan akan diubah menjadi keluaran dua-keadaan, I1 I6 I5 I4. Nibble ini akan diteruskan kepada dekoder instruksi di dalam pengendali-pengurut. Sinyal E1 mengendalikan keluaran C9, yaitu nibble bagian bawah dari register instruksi. Bilamana 1 menjadi rendah, nibble ini akan ditempatkan pada bus W.

6.    Akumulator

Serpih C10 dan C11 yang merupakan IC74LS173, adalah akumulator (lihat Gambar 10-3). Penyemat 1 dan 2 pada kedua serpih itu diketanahkan untuk memperoleh keluaran dua-keadaan yang berhubungan dengan rangkaian penjumlah-pengurang. Serpih C12 dan C13 adalah IC 74LS126; saklar tiga–keadaan ini menempatkan  isi akumulator pada bus W apabila EA tinggi.
7.    Penjumlah-Pengurang
Serpih C14 dan C15 adalah 1C 74LS86. gerbang  EXCLUSIVE – OR ini merupakan pembalik (inverter) terkendali. Apabila SU menjadi rendah, isi dari register B akan dikeluarkan. Bilamana SU tinggi yang dikeluarkan adalah komplement – 1 dari isi  register, dan angka 1 ditambahkan pada LSB untuk memperoleh komplement - 2. Serpih C16 dan C17 adalah 1C 74LS83, dan masing-masing merupakan sebuah penjumlah-penuh 4-bit yang disusun menjadi rangkaian penjumlah atau pengurang 8-bit. Serpih C18 dan C19 yang merupakan 1C  74LS126, mengubah jawaban 8-bit ini menjadi keluaran tiga-keadaan untuk menjalankan bus W.
8.    Register B dan register Keluaran
Serpih-serpih C20 dan C21 yang merupakan 1C 74LS173, bersama-sama membentuk  register B. Register ini mengandung data yang akan dijumlahkan atau dikurangkan dengan isi akumulator. Penyemat 1 dan 2 pada kedua serpih diketanahkan untuk menghasilkan keluaran dua – keadaan yang dihubungkan dengan rangkaian penjumlah data pengurang. Serpih-serpih C22 dan C23 adalah 1C 74LS173 dan membentuk register keluaran, yang berfungsi mengeluarkan peraga biner  untuk menyajikan data yang telah diproses.
9.      Debounser (Peredam Pelantingan) Clear – Start
Pada Gambar debounser “clear-start  menghasilkan dua keluaran : CLR untuk register instruksi dan CLR untuk pencacah program serta pencacah lingkar. CLR juga disalurkan kepada C29, yaitu flip-flop yang mengaktifkan detak. S­5 merupakan sebuah saklar tombol-tekan. Apabila ditekan, kedudukan saklar berpindah keposisi CLEAR, dan membangkitkan sinyal CLR tinggi dan CLR rendah. Bila S5 dilepaskan, kedudukan saklar kembali ke posisi START, menghasilkan CLR rendah dan CLR tinggi. Perhatikan bahwa separuh dari isi serpih C24 digunakan dalam rangkaian debounser clear – start dan separuh yang lain digunakan dalam rangkaian debounser langkah-tunggal (single – step). Serpih C24 adalah 1C 7400, yaitu kemasan empat gerbang NAND 2- masukan.
10.     Debounser Langkah- Tunggal
SAP-1 dapat beroperasi dalam dua ragam  yaitu ragam manual dan ragam, otomatik. Dalam ragam manual, kita menekan dan melepaskan tombol S6 guna  membangkitkan satu pulsa detak. Bilamana S6 ditekan, CLK menjadi tinggi : dan ketika dilepaskan, CLK menjadi rendah. Dengan katalain debounser langkah- tunggal  dari Gambar 10-14 membangkitkan satu keadaan  T pada saat kita menekan dan melepaskan tombol. Ini memungkinkan kita untuk menelusuri melalui keadaan-keadaan T yang berbeda selama melakukan trouble  shooting mencari sumber kesulitan dan mengatasinya atau debuging (mengidentifikasi kesalahan dalam program mengidentifikasikan perangkat lunak/perangkat keras/trouble shoot.
11.     Debounser Manual – Auto
Saklar S7 adalah sebuah saklar single-pole double Throw (disingkat SPDT) yang dapat bertahan pada posisi MANUAL atau pada posisi AUTO. Dalam posisi MANUAL, tombol langkah-tunggal (single step) yang aktif. Bilamana
Gambar. Rangkaian-Rangkaian Catu Daya, Detak dan Clear

saklar dalam Posisi AUTO komputer akan beroperasi Secara otomatik. Dua dari gerbang  NAND dalam serpih (C26 digunakan untuk menghindari  efek pelantingan  (bouncing) pada saklar MANUAL – AUTO. Dua gerbang NAND lainnya dari C26 merupakan bagian dari rangkaian NAND-NAND yang  mengemudikan detak langkah–tunggal atau detak otomatik untuk memberikan keluaran CLK dan CLK.
12.     Bufer Detak
Keluaran pada penyemat 11 dari C26 menggerakkan bufer-detak (clock buffers). Seperti dapat dilihat daslam Gambar 10-14, dua buah imverter digunakan untuk menghasilkan keluaran CLK dan sebuah inverter untuk keluaran  CLK. Tidak seperti kebanyakan Serpih-serpih yang lain, C27 adalah  1C standar TTL dan bukan piranti Schottky daya rendah (lihat daftar komponen SAP-1, Lampiran 4).  Penggunaan standar TTL disebabkan oleh keperluan untuk menggerakkan 20 beban TTL Schottky  daya – rendah. Jika anda memeriksa  lembaran data 74LS107 dan 74LS173 mengenai arus masukan, anda dapat menghitung jumlah beban TTL Schottky daya- rendah  (LS) pada sinyal detak dan sinyal kosong (clear)  sebagai berikut.
            CLK = 19 beban  LS
            CLK =   2 beban  LS
            CLR  =  1 beban  LS
            CLR  = 20 beban LS
Ini berarti sinyal-sinyal keluar CLK dan CLK  dari C24 (standar TTL) cukup memadai untuk menggerakkan beban-beban TTL Schottky daya rendah . Demikian pula sinyal-sinyal keluaran CLR dan CLR dari C24 (standar TTL) dapat menggerakkan beban-bebannya.
13.     Rangkaian Detak Dan Catu Daya
Serpih C28 adalah sebuah pewaktu (timer) 555.  1C ini mengeluarkan gelombang persegi berprekuensi 2 kHz dengan siklus kerja (duty cycle) 75 persen. Sebagaimana dibahas sebelumnya flip-flop yang menghdiupkan detak (start-the clock flip-flop), C29, membagi frekuensi sinyal  tersebut menjadi 1 kHz dan menurunkan siklus kerjanya menjadi 50 persen. Rangkaian catu daya (power supply), terdiri dari sebuah penyearah jembatan gelombang penuh (full- wave bridge  rectifier) dengan sebuah penapis (filter) kapasitor. Tegangan dc yang melalui kapasitor 1000 mF ini berharga sekitar 20 V. Serpih C30, sebuah 1C LM340T-5,adalah sebuah regulator tegangan yang menghasilkan keluaran stabil + 5V.
14.     Dekoder Instruksi
Serpih C31 yang merupakan sebuah inverter heks, menghasilkan sinyal komplemen dari bit-bit  kode-operasi, I 7 I6 I5 I4 (lihat Gambar 10-15). Lalu, serpih C32, C33 dan C34 menterjemahkan kode – operasi menjadi lima sinyal keluaran : LDA, ADD, SUB, OUT dan HLT. Pelu diingat bahwa hanya satu diantara sinyal-sinyal ini yang menjadi aktif pada sesuatu saat. (HLT aktif – rendah, dan yang lain aktif – tinggi).


Gambar . Dekoder Instruksi, Pencacah Lingkar dan Matriks Kendali



Pada waktu instruksi HLT berada pada register instruksi, bit-bit I7I6 I5I4 berharga 1111 dari HLT rendah. Sinyal ini kembali memasuki C25 (detak langkah – tunggal ) dan C29 (detak otomatik).  Baik dalam ragam MANUAL maupun ragam AUTO, detak akan berhenti sebagai akibatnya dan Operasi komputerpun akan berakhir.
15.     Pencacah Lingkar
Pencacah lingkar, kadang-kadang disebut Pula pencacah keadaan (state counter) , tersusun dari tiga buah serpih, C36.C37 dan C38, setiap serpih adalah 1C 74LS107, yang tak lain adalah sebuah flip-flop JK  majikan – budak. Pencacah ini dapat direset dengan menekan tombol kosong – mulai (S5). Flip-flop Q0 diberi pembalik sehingga keluaran Q (C38, penyemat 6) menggerakkan masukan J dari flip-flop Q1 (C38,penyemat 1). Sebagai akibatnya, keluaran I1 merupakan tingkat logika tinggi pada saat awalnya. Sinyal CLK menggerakkan Suatu masukan aktif-rendah. Ini berarti tepi negatif sinyal CLK akan mengawali setiap keadaan T. Setengah siklus kemudian, tepi  positif dari sinyal CLK akan menyebabkan pengisian register sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
16.     Matriks Kendali Sinyal-sinyal LDA, ADD, SUB dan OUT yang berasal dari dekoder instruksi menggerakkan matriks  kendali (control matrix) yang terdiri  dari C39 sampai C48. Pada waktu yang sama,  sinyal-sinyal dari pencacah lingkar, yaitu T1 sampai T6, akan menggerakkan matriks  tersebut (rangkaian yang  menerima dua kelompok  bit dari sumber  yang berbeda) Matriks ini menghasil sinyal CON yang berupa mikroinstruksi yang memberitahu komputer tentang apa yang harus dikerjakan. Dalam Gambar 10-15 pertama-tama T1 yang menjadi tinggi, kemudian T2, lalu T3, dan seterusnya. Analisis matriks kendali ini dapat diikuti sebagai berikut. T1 yang tinggi menghasilkan Ep rendah dan M  rendah (keadaan alamat); T2 yang tinggi menghasilkan Cp tinggi (keadaan penambahan); dan T3 yang tinggi menghasilkan  rendah dan 1 rendah (keadaan memori). Jadi tiga keadaan T yang pertama merupakan siklus pengambilan di dalam SAP-1. Dalam rotasi ringkas, kata-kata CON bagi siklus pengambilan adalah
                        ___________________________________
                        Keadaan          CON               Bit-bit aktif
                        ___________________________________
                        T1                     5E3H               Ep, M
                        T2                     BE3H              CP
                        T3                     263H               , 1
                        ___________________________________
Selama keadaan eksekusi, T4 dan T6 menjadi tinggi secara berurutan. Pada waktu yang sama, hanya satu di antara sinyal-sinyal yang telah didekode (LDA sampai OUT) itu berada dalam keadaan tinggi. Karena itu, matriks kendali secara otomatik mengarahkan bit-bit aktif menuju ke saluran kendali keluaran yang tepat.
Misalnya, pada waktu LDA tinggi, gerbang-gerbang NAND 2-masukan yang aktif hanyalah terdiri dari gerbang pertama, gerbang keempat, gerbang ketujuh, dan gerbang kesepuluh. Bilamana T4 tinggi, gerbang NAND pertama dan ketujuh akan diaktifkan, dan ini menghasilkan M rendah dan 1 rendah (mengisi MAR dengan medan alamat). Pada waktu  T5 tinggi, gerbang NAND keempat dan kesepuluh diaktifkan ini menghasilkan  rendah dan A rendah (mengisikan data RAM ke dalam akumulator). Misalnya, ketika T6 menjadi tinggi, tidak  ada satupun diantara bit-bit kendali yang aktif (nop). Anda harus menganalisis operasi matriks kendali selama keadaan eksekusi dari kemungkinan-kemungkinan yang lain; yaitu ADD, SUB, dan OUT yang tinggi. Dengan demikian, anda akan menyetujui bahwa matriks kendali dapat membangkitkan mikroinstruksi ADD, SUB, dan OUT yang diperlihatkan pada Tabel 10-5 (mikroprogram SAP-1).
17.     Operasi
Setiap kali sebelum komputer bekerja, operator memasukkan program dan data ke dalam memori SAP-1. Program tersebut menempati lokasi-lokasi memeori yang rendah (awal) dan data disimpan pada lokasi-lokasi memori yang berikutnya (lebih tinggi). Selanjutnya, operator menekan dan melepaskan kembali tombol- CLEAR. Sebagai akibatnya, sinyal CLK dan sinyal CLK akan menggerakkan semua register dan pencacah. Mikroinstruksi yang dikeluarkan oleh pengendali-pengendali akan menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan pada setiap tepi CLK yang positif. Siklus mesin dalam SAP-1 selalu dimulai dengan siklus pengambilan. Siklus pengambilan meliputi keadaan-keadaan T1, T2, dan T3, masing-masing merupakan keadaan alamat, keadaan penambahan dan keadaan memori. Pada akhir siklus pengambilan, instruksi disimpan dalam register instruksi. Sesudah medan instruksi didekode, matriks kendali secara otomatis membangkitkan rutin eksekusi yang tepat. Di akhir siklus eksekusi, pencacah lingkar ( putar) mengalami reset dan selanjutnya dimulai siklus mesin yang berikutnya. Pemrosessan data akan berakhir bilamana instruksi HLT diisikan ke dalam register instruksi.
H.  PANGADAAN MIKROPROGRAM
1.    Penyimpanan Mikroprogram
Mikroinstruksi ini dapat disimpan di dalam sebuah ROM kendali lengkap dengan rutin pengambilan pada alamat 0H sampai 5H, rutin ADD pada alamat 6H sampai 8H, rutin SUB pada alamat 9H sampai BH, dan rutin OUT pada alamat CH sampai EH. Untuk mengakses yang manapun, kita perlu memberikan alamat yang tepat. Misalnya, untuk mendapatkan rutin ADD, kita harus memberikan alamat 6H, 7H, 8H. Untuk mendapatkan rutin OUT, harus diberikan alamnat CH, DH, dan EH. Dengan ini, dalam mengakses suatu rutin siperlukan tiga langkah sbb:
a.    Mengetahui alamat awal dari rutin yang dimaksud
b.    Menelusuri dengan tepat semua alamat dari rutin itu
c.    Memberikan alamat kepada ROM kendali.
2.    ROM  Alamat
Bilamana bit-bit kode operasi I7 I6 I5 I4 menggerakkan ROM maka alamat awal dari rutin akan dibangkitkan sebagai contoh, jika instruksi ADD sedang dilaksanakan, maka  I7 I6 I5 I4   menunjukkan kata 0001, Ini merupakan masukan kepada ROM alamat, dan keluaran ROM ini adalah 0110.

Gambar. Kendali SAP-1 yang dibuat dengan “Micro Programming”
3.    Pencacah yang dapat dipreset
Apabila T3 tinggi,  masukan LOAD dari pencacah Dapat dipreset menjadi tinggi dan pencacah akan mengisikan alamat awal yang berasal dari ROM  alamat. Selama keadaan-keadaan T yang lain  pencacah melakukan pencacahan. Mula-mula sinyal CLR tinggi yang berasal dari debounser  kosong-mulai (clear- start) dideferensiasi menjadi paku tegangan positif yang tajam dan sinyal ini akan mereset pencacah. Pada waktu komputer mulai bekerja keluaran pencacah menunjukkan :0000 selama keadaan T1 0001 selama keadaan T2 , dan 0010 selama keadaan T3, setiap kali berlangsung siklus pengambilan, hal yang serupa akan terulang karena selalu akan dikeluarkan  kata-kata 0000, 0001, dan 0010 dari pencacah selama keadaan  T1, T2, T3. Kode operasi (op code) dalam register instruksi mengendalikan siklus  eksekusi. Jika instruksi ADD telah diambil, bit-bit  I7 I6 I5 I4  = 0001. Bit-bit  kode operasi ini  menggerakkan ROM alamat, menghasilkan keluaran 0110 (Tabel 10-7). Alamat awal ini merupakan masukan ke pencacah pre-setabel ( yang dapat dipreset). Ketika T3 menjadi tinggi, tepi pulsa datak negatif yang berikutnya akan mengisikan 0110 kedalam pencacah presetabel tersebut. Pencacah kini dalam kondisi preset, dan pencacahan dapat memulai lagi dari alamat rutin ADD. Keluaran pencacah menunjukkan angka 0110 selama keadaan T4, 0111 selama keadaan T5 dan 1000 selama keadaan T6. Pada waktu dimulainya keadaan T1, tepi awal dari sinyal T1 didiferensiasi menjadi paku tegangan positif tajam yang akan mereset pencacah pada 0000 : yaitu alamat awal dari sikllus pengambilan. Selanjutnya siklus mesin yang baru akan dimulai lagi.
4.    ROM Kendali
ROM kendali menyimpan mikroinstruksi SAP-1. Selama berlangsung siklus pengambilan.  ROM  ini menerima alamat 0000, 0001 dan 0010.  Karena itu, keluarannya adalah
                                    SE3H
                                    BE3H
                                    263H
Mikroinstruksi yang tertera dalam tabel 10-6 ini menghasilkan  keadaan alamat, keadaan penambahan dan keadaan memori. Selama sebuah instruksi  ADD dilaksanakan ROM kendali menerima alamat 0110, 0111 dan 1000 selama siklus eksekusi. Ini menghasilkan keluaran :
                                    1A3H
                                    2E1H
                                3C7H
                       
5.    Siklus Mesin Variabel
Mikro instruksi 3E3H  dalam Tabel 10-6 menyatakan nop, dan ini muncul satu kali dalam rutin LBA dan dua kali dalam rutin OUT. Kadang nop ini  dipakai dalam   SAP-1 untuk mendapatkan satu siklus mesin yang tetap (fixed machine cycle) bagi semua instruksi . Dengan kata lain  setiap  siklus mesin memerlukan tepat  enam keadaan T  untuk jenis instruksi apapun. Bagi  beberapa  komputer  adanya sebuah siklus  mesin yang tetap mendatangkan  keuntungan.  Akan tetapi,  bilamana  kecepatan yang  diutamakan, adanya  keadaan nop  akan memboroskan waktu, dan karena itu dapat dihilangkan. Satu cara mempercepat operasi komputer SAP-1 adalah dengan melompati (melewati ) setiap keadaan T yang mengandung nop. Kita dapat  menghapuskan keadaan nop melalui perancangan ulang dari rangkaian Gambar 10-16 Ini akan dapat mempersingkat  siklus mesin dari instruksi LDA menjadi lima keadaan (T1, T2, T4 dan T5). Dan siklus instruksi OUT menjadi empat keadaan T (T1, T2, T3, dan T4).
Gambar. Siklus Mesin Variabel

Gambar memperlihatkan suatu cara menyusun siklus mesin variabel (Variabel mashine cycle: siklusmesin yang dapat diubah-ubah/ diatur). Untuk intruksi LDA, operasi tetap sama dari T1 sampai T5. Ketika keadaan T6 dimulai, ROM kendali menghasilkan keluaran 3E3H (mikroinstruksi nop). Gerbang NAND dengan  segera akan mendeteksi keadaan nop ini dan menghasilkan sinyal keluaran NOP. Sinyal NOP ini diumpanbalikkan ke pencacah lingkar melalui sebuah gerbang AND, seperti ditunjukkan oleh gambar 10-18. Sinyal ini mereset pencacah lingkar kepada keadaan T1, dan dengan demikian siklus mesin yang baru akan dimulai kembali. Operasi di atas telah mengurangi siklus mesin instruksi LDA dari enam  keadaan menjadi lima keadaan.
Gambar

     Pada instruksi OUT, nop yang pertama terjadi dalam keadaan T5. Dalam hal ini, sesaat setelah keadaan T5 dimulai, ROM kendali menghasilkan keluaran 3E3H, yang segera akan dideteksi oleh gerbang NAND. Sinyal NOP yang rendah dari NAND tersebut. Kemudian mereset pencacah program kembali ke kedaan T1. Dengan cara ini kita telah mengurangi siklus mesin instruksi OUT dari enam keadaan menjadi empat keadaan.
6.    Keuntungan
Satu keuntungan dari mikroprogramming adalah penghapusan bagian dekoder instruksi dan matriks kendali; kedua bagian ini menjadi sangat kompleks bagi perangkat instruksi yang lebih luas. Dengan kata lain, jauh lebih mudah menyimpan mikroinstruksi di dalam sebuah ROM daripada membuat rangkaian  dekoder instruksi dan matriks kendali.
Gambar Skematik Lengkap SAP-1 (a)

Gambar. Skematik Lengkap SAP-1 (b)


Gambar Skematik Lengkap SAP-1 (c)
Gambar.  Skematik Lengkap SAP-1 (d)





BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Unit kendali SAP-1 mengandung pencacah program, register instruksi, dan pengendali-pengurut yang menghasilkan kata kendali, sinyal-sinyal CLEAR, dan sinyal detak. ALU SAP-1 terdiri dari sebuh akumulator, sebuah penjumlah-pengurang, dan sebuah register B. Memori SAP-1 memiliki MAR dan sebuah RAM 16 x 8. Unit I/O mengandung saklar pemrograman masukan, bandar keluaran, dan peraga biner.
Sebagai kesimpulan dapat diutarakan bahwa kebanyakan komputer dewasa ini telah dirancang dengan menggunakan kendali yang dimikroprogram sebagai pengganti sistem  kendali perangkat-keras Tabel pemikroprograman dan rangkaian-rangkaian yang bersangkutan dari komputer dewasa ini jauh lebih kompleks daripada yang berlaku untuk SAP-1, akan tetapi gagasan  pokoknya tetap sama. Mikroinstruksi disimpan di dalam sebuah ROM kendali dan diakses dengan memberikan alamat mikroinstruksi yang diinginkan.

B.  Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita tau mengenai SAP-1. Serta dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa difahami oleh para pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari Dewan Guru yang telah membimbing kami dan para Mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.





















DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/derist/bab-5-komputer-sederhana-sap1
http://id.scribd.com/doc/40826579/bab8-sap1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CARA MENGHILNGKAN GENUINE WIN 7

cara menghilangkan genuine 7 Awalnya susah sekali untuk menemukan mana yang tepat..  berjam-jam saya duduk dikursi dan didepan lapto...